DOWNLOAD KULIAH KLIMATOLOGI HUTAN

Posted on Februari 6, 2009 | 32 Komentar

Dear, Mahasiswa yang Rajin….Berikut saya coba upload bahan kuliah. Semoga dapat diunduh dan dimanfaatkan untuk kebaikan. Selamat belajar

klimatologi_intro_print2

Salam Hangat

Pos ini dipublikasikan di BAHAN KULIAH dan tag 2008, Kehutanan USU, Klimatologi Hutan, Kuliah. Tandai permalink.

32 responses to “DOWNLOAD KULIAH KLIMATOLOGI HUTAN”

MARKUS | Februari 14, 2009 pukul 1:35 pm | Balas

NAMA : MARKUS H. SINAGA
NIM : 081201035

SAYA INGIN BERTANYA PAK. SAYA TINGGAL DI BINJAI, BEBERAPA HARI INI PADA MALAM HARI BEGITU PANAS BAHKAN BISA DIBILANG LEBIH PANAS DARIPADA SIANG HARI, MEMANG SIH DARI SORENYA SUDAH MENDUNG, YANG SAYA BINGUNGKAN KENAPA HUJANNYA TIDAK TURUN2 PADAHAL DI MEDAN HUJAN. HAL INI SUDAH BERLANGSUNG HAMPIR SEMINGGU, KENAPA HAL INI BISA TERJADI PAK? DAN MENURUT BAPAK SAMPAI KAPAN HAL INI AKAN TERJADI KARENA SAYA SUDAH TIDAK TAHAN DENGAN CUACA YANG BEGITU PANAS PADA MALAM HARI, SAYA TIDAK BISA TIDUR PAK??? MAAF YA PAK JADI CURHAT…
- ptigah | Februari 16, 2009 pukul 3:37 pm | Balas
  
  Pertanyaan dan curhat yang menarik. Seperti pada mata kuliah Radiasi Surya, Awan merupakan pemantul radiasi yang efektif. Selain itu uap air CO2 dan methane juga melakukan penyerapan dan pemancaran panas ke permukaan bumi kembali. Akibat dua fenomena itu, radiasi gelombang panjang (radiasi balik dari permukaan bumi ke angkasa) akan kembali lagi ke bumi sehingga kita menjadi kepananasan. Harusnya energi radiasi seakin berkurang dan hilang dari permukaan bumi karena terbenamnya matahari (sehingga tidak ada radiasi gelombang pendek) dan radiasi gelombang panjang sudah kembali ke angkasa luar secara pelan-pelan. Namun karena adanya awan di udara kita dan gas-gas rumah kaca maka energi yang harusnya sudah “pulang” jadi balik lagi. Maka radiasi tetap menumpuk di permukaan bumi sehingga menjadi panas dan bahkan bertambah panas karena awan yang menyelimuti langit BINJAI.
  
  Kalau gitu….Binjai perlu waspada dengan fenomena itu. BIsa jadi ini akibat penyimpangan iklim ataupun akibat pembangunan kota yang tidak ramah lingkungan. Demikian dulu, kalau ada komentar silahkan balik tanya.
  
  Selamat menikmati kota yang nyaman
julayha | Februari 19, 2009 pukul 8:56 pm | Balas

aslmk,pak kapan ya angin itu bergerak????
julayha | Februari 19, 2009 pukul 8:59 pm | Balas

gimana sih pak, pergerkan angin itu,sehingga tadi bapak menjelaskan bahwa angin itu merupakan salah satu penyebar air?
sebenarmya gimn cara kerja atau pergerkan angin itu???????????
- ptigah | Februari 20, 2009 pukul 9:51 am | Balas
  
  Thanks pertanyaannya
  By the way, sudah download semua materi saya ? Saya cek gak ada masalah kok, masih bisa di download.
  
  Mahasiswa yang rajin…
  
  Tiga sifat Angin:
  1. Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut
  2. Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas
  3. Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu.
  
  Ada Fungsi lain angin yang penting :
  Fungsi lain: pencampur lapisan udara, antara udara panas dan udara dingin, udara lembab dan udara kering, udara yang kaya dengan CO2 dengan udara dengan CO2 yang rendah.
  
  Dengan fungsi tersebut, maka siklus hidrologi (proses dari hujan dan penguapan air ke angkasa) dapat berlangsung, dan keracunan CO2 pada pusat kota dan kawasan industri dapat dihindari.
  
  Jadi karena angin juga membawa uap air (termasuk awan, yang kandungannya adalah uap air) , maka perannya dalam proses terjadinya hujan sangat penting dan tidak tergantikan.
  
  Coba buka bahan kuliah saya yang berjudul Tekanan Udara dan Angin. Selamat Belajar
  
  Wassalam
julayhaahargun@yahoo.com | Februari 21, 2009 pukul 5:44 pm | Balas

aslmkum,syukur alhamdulillah pak,, bapak langsung menjawab pertanyaan saya, karena tadi ketika kami belajar dasar ilmu tanah berkaitan dengan kebakaran sedikit banyaknya kami mempelajari tentng sifat angin yang pertama yaitu :Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut:dari sini saya mencoba untuk mengartikan bahwa tekan yang dimakasud itu tekanan udaranya kan pak??ketika kebakaran terjadi, maka angin secara otomatis dari seluruh penjuru datang dengan membawa uap air untuk menstabilkan tekanan udara.dan juga saya menimpulkan bahwa angin itu bergerak dari tekanan udara yang tinggi ketekanan udra yang rendah,, benar gak pak???mohon penjelasan dari pemahaman saya donk pak,,
makasih ya pak,
wassalam.
Lambok M. Siallagan | Februari 23, 2009 pukul 8:56 pm | Balas

Lambok M. Siallagan
081201051

have a nice day…

kayaknya kata-kata itu gak cocok lagi untuk menggambarkan hari-hari dengan cuaca yang gak jelas ini pak,

saya pernah lihat hujan lokal yang terjadi di fakultas hukum pak,
tapi anehnya…
di sekitar nya tidak ada hujan,

saya bingung pak…

bagaimana sih cara terjadinya hujan lokal seperti itu pak…?
- ptigah | Februari 27, 2009 pukul 5:14 pm | Balas
  
  Hujan Lokal memang fenomena yang unik. Proses terjadinya hujan banyak teorinya, yang pasti adanya uap air yang terangkat ke atmosfer, lalu mengalamai bercampur dengan partikel lain (asap, debu, aerosol, dll) dan mengalami kondensasi lalu terjadi butir hujan yang kuat melawan gravitasi bumu…turunlah air dari langit…
  
  Dugaan saya karena langit di atas fakultas hukum sedang diselimuti mendung yang siap menurunkan butir hujan, sementara di tempat lain, mendungnya belum mau jadi hujan. Namun setelah ada angin, awan cumulus dan cumulunimbus (yang sangat berportensi menimbulkan hujan, awannya tebal dan menghitam) bergabung, maka tempat di sekitar fakultas hukum bisa kebagian hujan juga.
  
  Cukup ?
Lambok M. Siallagan | Februari 23, 2009 pukul 9:08 pm | Balas

Lambok M. Siallagan
081201051

pak, apa sih iklim mikro itu…?

thanks before ya pak…
- ptigah | Februari 25, 2009 pukul 11:02 pm | Balas
  
  Iklim Mikro yaitu iklim di sebatas ruang antara perakaran hingga sekitar puncak tajuk tanaman atau sifat atmosfer di sekitar permukaan tanah (near the ground). Unsur-unsur iklim tersebut mudah terpengaruh oleh perubahan pemanasan dan pendinginan permukaan tanah dan benda atau tumbuhan setempat.
  
  Pokok bahasan iklim mikro lebih pada kondidi di bawah tegakan hutan dan daerah dekat permukaan tanah/bumi. Seperti materi praktikum Anda, pengukuran yang dilakukan diberbagai permukaan, tempat dan ketinggian masih dalam skala iklim mikro. Jadi iklim mikro kondisinya cepat berubah dan sangat labil.
  
  Ada pertnyaan lain ?
Mega B. Sianturi | Februari 27, 2009 pukul 8:20 pm | Balas

Mlm pak ! Ne dgn Mega Sianturi BDH-08.
Saya mo bertanya…
Bagaimana ya pak cara para ilmuwan untuk mengetahui seberapa besar suhu matahari itu…??!!
Mengingat di bumi aza kan terik matahari tu uda panas banget…apalagi klo dekat. Gimana donk pak??
Thnx B 4.
- ptigah | Februari 28, 2009 pukul 10:02 am | Balas
  
  Pertanyaan yang bagus…
  Mahasiswa yang rajin….tentu saja ngukur suhu matahari gak sama dengan mgukur suhu permukaan bumi. Bayangkan saja suhu matahari yang 6000 K, alat apa yang bisa ngukur disamping itu juga belum ada ilmuwan yang sampai di matahari (bisa hangus dong). Saya pikir mereka memakai sensor jarak jauh untuk mengukur suhu permukaan matahari. Seperti prinsip pengukuran suhu bumi melalui satelit, kita bisa mengolah citra (gambar) satelit mencari sebaran suhu permukaan bumi. Atau menggunakan rumus-rumus tertentu yang mendekati karakteristik matahari.
  
  OKe…silahkan berselancar di dunia maya untuk mencari lebih lanjut.
  
  Klik link berikut
  http://wdhexcool.wordpress.com/2008/03/24/7/
  
  dan link lainnnya masih banyak (pake dosen online kita Mas Google)
  
  Wassalam
Siddik | Februari 28, 2009 pukul 12:18 pm | Balas

Buat Julayha

Udah paham kan dengan karakteristik angin ? Betul sekali…Angin bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Ingat kuliah saya tekanan udara dan angin.

Kebakaran hutan merupakan fenomena yang sangat terkait dengan iklim. Karena kebakaran hanya akan terjadi kalau ada bahan bakar, oksigen dan panas. Nah oksigen itu ya udara termasuk angin, dan panas ya suhu, radiasi dan uap air.
So…Klimatologi is very important, right ?

Wassalam
kepler dopler purba(081201020) | Maret 3, 2009 pukul 6:45 pm | Balas

pak saya ingin bertanya. di tempat saya itu, kalo mau hujan pasti ada angin yang berhembus dengan kencang dan lumayan cukup lama.jadi pak saya mau tanya. bagaimana proses terjadinya tuh dan bagaimana hubungannya…..???.thanks before ya pak
ptigah | Maret 4, 2009 pukul 6:26 am | Balas

Salah satu syarat terjadinya hujan adanya tekanan udara yang menyebabkan uap air naik ke lapisan atas udara. Tekanan udara diakibatkan oleh perbedaan temperatur. Bila ada tekanan udara yang berbeda maka akan terjadi angin. Jadi angin merupakan fenomena yang selalu mengiringi hujan terjadi. Angin yang bertiup cukup kencang sebagai tanda datangnya hujan, terjadinya hujan dan menyebarnya hujan.
Kita tentu sering mendapati hujan yang datang dari tempat lain ke tempat kita, nah hujan itu terbawa oleh angin. Hujan yang turunnya tidak bersamaan karena tutupan wan hujan di atas wilayah uga tidak merata. Nah angin inilah yang menyebarkan awan hujan ini ke tempat yang tadinya belum hujan.

Oke ?
siti harianti | Maret 20, 2009 pukul 11:41 am | Balas

asslmkm pak….
pak, apakah ada kemungkinan Indonesia yang beriklim Tropis dapat berubah menjadi iklim Subtropis? mengingat Global Warming dan cuaca yang sering tidak menentu..
siti harianti | Maret 20, 2009 pukul 11:48 am | Balas

asslamlkm…pak..
pak, apakah dalam jangka waktu yang sangat panjang….Indonesia dapat berubah iklimnya, yang semula iklim tropis menjadi iklim subtropika? (mengingat cuaca yang tidak menentu yang terjadi saat ini dan “global warming”)
dan apakah suatu saat hutan hujan tropika indonesia dapat berubah menjadi gurun bila global warming tidak dapat teratasi….?
terima kasih
- ptigah | Maret 25, 2009 pukul 5:18 pm | Balas
  
  Wa’alaikum salam wr wb
  Terima kasih pertanyaannya
  Mahasiswa yang giat belajar….
  
  Kalau Indonesia jadi Sub Tropis, sangat mustahil, kecuali udah kiamat kali. Karena Tropis, Sub Tropis dan Kutub merupakan ketetapan dari tuhan. Posisi matahari dan perputaran bumilah yang menyebabkan Indonesia dapat menerima matahari sepanjang tahun dimana siang dan malam terbagi masing-masing 12 jam (Tropis- daerah lintang renadh atau mendekati Lintang 0 derajat). Kutub disinari matahari 6 bulan dan ditinggalkan matahari 6 bulan. Negara Sub Tropis penyinaran matahari membagi musim mereka menjadi 4 musim, panas (panjang siang lebih lama), Semi (saat matahari bersinar optimal), Dingin (malam lebih lama) dan Gugur (panjang penyinaran matahari lebih pendek).
  
  Global Warming…itulah salah satu dampak iklim yang lebih disebabkan oleh perilaku manusia dalam konsumsi bahan bakar, merubah peruntukan lahan secara tidak wajar, memakai bahan-bahan berbahaya dan perilaku boros energi.
  
  Peningkatan suhu bumi yang terus menerus berdampak pada abnormalitas fenomena cuaca baik lokal, regional maupun global. Banyak penyimpangan iklim seperti musim hujan dan musim kemarau yang tidak bisa diprediksi. Hujan yang intensitasnya sangat tinggi di suatu wilayah sementara di wilayah lain kekurangan hujan. Ada angin kencang yang tiba-tiba dan Gelombang laut yang tinggi.
  
  Kalau Indonesia jadi grun saya setuju…karena penggunaan lahan hutan yang sangat intensif akan mengakibatkan lahan hutan menjadi kritis. Awalnya hutan, lalu ladang, lalu alang-alang setelah itu jadilah tanah gundul dan tinggallah pasir diatasnya yang tak bisa lagi ditanami.
  
  Oke…?
Melva Sari Gultom | Maret 20, 2009 pukul 2:02 pm | Balas

Melva sari Gultom
Nim : 081202032

sebelumnya thanks iaa pak bwt materi kuliahnya

saya ga tau, ni pertanyaanya tepat atw tidak..
ini berasal dari keadaan cuaca beberapa hari terakhr ni pak..
kenapa kLu siang hari tu panas sekali. saya rasa panasnya sudah diluar normal.. klu berjalan disiang hari seperti berjalan diatas api.
sedangkan klu sore hari menjelang malam, tepatnya jam 6 ate 7 cuaca langsung berubah drastis,,,, disertai awan yang tebal dan gelap.
yang ingin saya tanyakan pak,, kenapa perubahan itu drastis sekali??
perubahan cuaca atw iklim yang bagaimanakah itu pak??
apakah karena sudah musimnya??
karena terjadi bukan 1 kali.
makasih iaa pak..
maaf kalau pertanyaan saya membingungkan

selamat sore pak
- ptigah | Maret 25, 2009 pukul 5:00 pm | Balas
  
  Mahasiswa yang rajin…kalau gak salah Temanmu dari Binjai juga bertanya hal yang sama. Radiasi surya berfungsi juga menguapkan air di permukaan bumi. Makin besar energi surya yang dipancarkan matahari (terasa sangat panas) maka makin banyak air yang diuapkan dari bumi. Kayak kita masak air, makin panas pancinya maka air yang menguap makin banyak kan. Nah karena banyak uap naik ke angkasa, maka potensi uap menjadi hujan makin besar. Bila awan-awan yang terdiri dari uap air, partikel dan garam bergabung dan sampai apda zona/wilayah dingin maka terjadilah kondensasi lalu hujan deh….Jadi panas yang membuat kita gerah merupakan tanda akan terjadi hujan. Biasanya hujan diawali dengan angin bertiup agak kencang (turbulensi) karena ada perbedaaan tekanan. Biasanya daerah-daerah yang masih banyak pohon-nya hujannya lebih dulu karena uap air bersal dari sana.
  
  Bagaimana ?
Dedek Wahyuni | Maret 20, 2009 pukul 2:46 pm | Balas

Assalammualaikum pak. Saya ingin bertanya, bagaimana pengaruh CO2 yang ada di atmosfer dengan pemanasan global ? seperti apa efek umpan balik CO2 itu pak?
- ptigah | Maret 25, 2009 pukul 4:51 pm | Balas
  
  Wa’alaikum salam….Coba buka lagi catatan saya tentang radiasi surya dan suhu udara. bagaimana sifat CO2 dan Air, menahan Radiasi balik dari bumi ke angkasa kan ? Ingat juga tayangan clip video saat kuliah saya.
Dedek Wahyuni | Maret 20, 2009 pukul 2:50 pm | Balas

pak hujan warna -warni di India itu penyebabnya apa? proses apa yang terjadi?
- ptigah | Maret 25, 2009 pukul 4:50 pm | Balas
  
  Thanks…Baru dengar ada hujan warna warni. Makasih infonya. Kemungkinan kondisi atmosfer, atau udara di India sangat kotor akibat pencemaran berat. kalau kita lihat hujan yang turun diperkotaan air dari langit bercampur polusi udara, dan tidak berwarna bening. Kalau asapnya dominan warna biru tua, atau hitam maka airnya juga mengikuti. Artinya ada reaksi antara H2O dan zat kimia lainnya yang salah satunya dilihat dari warna yang tidak biasanya.
siti harianti | Maret 29, 2009 pukul 8:08 pm | Balas

OcE…makasih ya pak atas infonya….
Oya..pak,,apakah hujan es itu mengandung zat yang berbahaya bagi kesehatan?
melva sari gultom | Maret 30, 2009 pukul 4:41 pm | Balas

trimakasih pak,,,,,,

selamat sore
Ridho Alamsyah MNH '08 | Maret 31, 2009 pukul 7:43 pm | Balas

asalamualaikum..
saya ingin bertanya pak.
sekitar sebulan yang lalu, saya menonton televisi yang membahas tentang fenomena badai surya matahari yang akan terjadi sekitar tahun 2012,
katanya kejadian ini bisa menyebabkan kerusakn bumi yang sangat parah bahkan bisa menjadi the end of the world.

menurut ilmu klimatologi apa kejadian ini memang bisa terjadi bapak…?

sebelumnya saya ucapkan terimah kasih ya pak.

wassalam.
siti harianti | April 1, 2009 pukul 7:29 pm | Balas

assalamu’alaikum wr.wb…
pak,, nich sekedar usul…
bisa nggak nilai MID klimatologi hutan di umumin melalui blog bapak..??
biar nggak penasaran….pak,,
agak kepikiran gitu pak…
biar bisa introspeksi diri dalam belajar ke depannya menghadapi ujian UAS yang akan datang.
terima kasih.
By: MNH
Michael | Juni 4, 2009 pukul 6:28 pm | Balas

Sore,Pak.
Saya Michael bdh08.

Tadi saya nonton discovery channel mengenai masalah teknik bercocok tanam di India.
Disitu disebutkan,bahwa dahulu India memakai sistem budidaya tanaman pertanian secara tradisional(tanpa alat2 “berat”,dan bahan2 kimia berbahaya bagi manusia).
Disitu juga disebutkan,sesudah 25thn India menerapkan sistem pertanian modern,cuaca di daerah Calcutta berubah,seperti curah hujan di daerah tersebut jadi lebih rendah,serta kemampuan tanah dalam menghasilkan tanaman menurun.
Yang ingin saya tanyakan,hubungannya merubah pola budidaya tanaman yang dari tradisional ke modern dengan cuaca setempat apa,Pak?
Apa mungkin kalau sering2 pakai alat2 “berat” bisa mengubah cuaca setempat?

Makasih ya,Pak.
Michael | Juni 4, 2009 pukul 6:35 pm | Balas

O,iya pak.

Kelupaan,apa mungkin kita mengubah sistem modern ke tradisional?
Padahal,tanah yang kita pakai kan udah rusak gara2 bahan2 kimia yang berbahaya itu.

Terus,adalagi tayangan yang menunjukkan foto2 pohon raksasa(lupa namanya,Pak).Yang ada di Madagaskar.
Yang tingginya katanya hampir sama dengan tinggi menara Petronas Malaysia.
Akan tetapi,tidak ada menunjukkan tanda2 kehidupan,seperti buah dan bunganya tdk ada,dan daunnya hanya tinggal 5helai.
Apa mungkin ada tumbuhan seperti itu,Pak?
Cara dia bertahan hidupnya gimana?
Terus,mereka bilang kayunya ga cocok buat bahan baku Industri,sebenarnya ada gak kriteria buat jadi pohon bahan baku Industri?
Soalnyaa,aku ingat ada dosen yang pernah bilang,kalau semua kayu pohon bisa dibuat menjadi kertas.

Gitu,aja Pak.

Makasih ya,Pak.
eggy phinoes,THH Fahutan Unilak-pekanbaru | Oktober 8, 2010 pukul 3:03 pm | Balas

salam rimba,
salam kenal pak, semoga saya d terima forum ini dan alangkah bangga sekali jika saya di izinkan untuk bertanya beberapa hal terkait dengan mata kuliah klimatologi hutan.

saya mau bertanya,:
saya pernah kehujanan di dalam hutan yang cenderung tutupannya masih bisa dikatakan sangat lebat dan dapat di pastikan belum pernah ada aktifitas pembalakan ataupun pertambangan. setelah beberapa hari saya berada di kawasan tersebut, tiap harinya saya mengalami kehujanan pada siang hari ( range waktunya pada pukul 13:00 – 16:00) , namun hujan disini terjadi di barengin dengan panas yang sangat terik sekali, bahkan teriknya melebihi pada saat terik di siang hari. jadi, apa nama proses hujn tersebut dan apa pemicu terjadinya..
terima kasih pak,-
salam rimba…..
- ptigah | November 29, 2010 pukul 7:10 am | Balas
  
  Itu proses hujan konvektif, panas dari permukaan bumi dibaikkan ke tempat yang lebih tinggi. Energi konvektif ini menghasilkan panas/heat sehingga suhu menjadi lebih tinggi dari biasanya. Ditambah banyak awan di udara kita sehingga awan memantulkan kembali panas yang menuju angkasa.